Bambang menyebutkan, pergeseran atau perubahan posisi badan pesawat tersebut bisa terjadi karena arus bawah laut. Penyebab lainnya, bisa karena koordinat saat hilang kontak yang kurang tepat. Oleh karena itu, Basarnas akan terus melakukan pencarian selama 24 jam dengan berbagai peralatan yang ada. Akan tetapi, khusus penyelaman akan dihentikan sementara karena kendala di lapangan dan akan dilanjutkan pada Selasa (30/10/2018). Hingga saat ini, tim pencarian telah menemukan 9 kantong mayat yang diduga merupakan penumpang pesawat tersebut beserta serpihan pesawat.
Potongan tubuh tersebut sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. Said Sukanto (Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diidentifikasi. Sementara, potongan badan pesawat dibawa ke posko Basarnas di Jakarta International Container Terminal Office (JICT) II di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Proses evakuasi terus dilakukan dengan sekitar 300 personel, yang terdiri dari Basarnas, TNI, dan Polri. Lion Air JT-610 bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, sekitar pukul 06.10 WIB.
Sedianya, pesawat mendarat di Bandara Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB. Namun, pesawat tersebut hilang kontak pukul 06.33 WIB. Pesawat tersebut disebutkan membawa 181 penumpang, terdiri dari 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua bayi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar